Ular Tercantik Di Indonesia
Posted by Denni Anggrianto | Posted in About Indonesia, Animal's | Posted on 19.14
1. Morelia Viridis
Ular ini biasanya dikenal dengan nama Green Tree Phyton , atau Chondro. Merupakan ular yang unik karena melalui fase perubahan warna dalam kehidupannya. Ketika kecil berwarna merah, orange ataupun kuning. Kala remaja ketika mulai berubah warna akan memiliki perpaduan dari warna dasar ke warna hijau. Dan ketika dewasa normalnya berubah menjadi warna hijau. Memiliki strip maupun spot bermacam-macam dengan variasi warna mulai dari hijau, putih sampai agak kekuningan. Diketahui pula dia bisa mempunyai perubahan warna menjadi biru ketika dewasa. Habitat daerah asal ditemukannyalah yang membuat dia saling berbeda motif. Daerah tersebut diantaranya Jayapura, Lereh, Siklop, Karubaga, Enarotali, Mapenduma, Sarmi, Demta, Biak, Yapen, Nabire, Wamena, Merauke, Oksibil, Aru, Misool dan Kafiau. Hidup di hutan hujan. Berkembang biak dengan bertelur. Aktif di malam hari.
2. Elephant Trunk Snake
Umumnya dikenal sebagai Ular Batang Gajah. Ular jenis ini paling mudah ditemukan di seluruh Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Australia bagian utara, dan Papuanugini. Hidup di daerah perairan dan ikan menjadi santapannya. Berburu ikan dilakukan pada malam hari. Sisiknya membantu mempertahankan ikan yang licin saat diangkatnya.
3. Maticora Intestinalis
Ular cabe atau Maticora intestinalis memiliki ciri ciri punggung berwarna hitam, di sepanjang badan ular ini terdapat garus menyerupai pita berwarna kuning atau jingga dan bercabang dua di kepala, perutnya berwarna belang putih dan hitam, ekor berwarna merah dan panjang maksimumnya hanya 50 cm. Ular cabe memiliki tipe taring proteroglypha yaitu taringnya terletak pada bagian depan rahang atas. Taring ini permanen dan relatif pendek. Tapi biarpun kecil, ular ini memiliki bisa tipe neurotoxin yang sangat kuat, yang bisa merusak sel sel saraf pernapasan sehingga korban yang tergigit ular ini tidak bisa menghirup oksigen untuk metabolisme sel. Efek yang diakibatkan gigitan ular ini adalah pusing, muntah, perasaan tidak enak, luka bengkak dalam waktu 1 hingga 2 jam, korban merasa sangat mengantuk, kesadaran menurun, nafas tersengal sengal, anggota badan sulit digerakkan, mengalami kesulitan menelan atau minum, bicara kurang jelas, pupil mata membesar dan kelopak mata tertutup. Beberapa kasus fatal yang tercatat akibat gigitan ular ini adalah orang dewasa yang langsung mendapat perawatan medis setelah tergigit ular ini dirawat selama 5 hari, juga seorang anak kecil yang tergigit saat bermain di kolam bola.
4.Trimeresurus sumatranus
Trimeresurus sumatranus atau Sumatran pitviper merupakan ular derik berbisa ini mempunyai corak yang tidak biasa: berdasar dominan abu-abu dengan bintik kuning kehijauan juga mempunyai ekor berwarna kemerahan. Ular jenis ini sudah jarang ditemukan. Biasanya ular ini hibernasi (tidur) di cabang pepohonan. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan habitat yang cocok untuk Sumatran pitviper karena temperaturnya yang lembab dan beragam satwa mangsa. Selain Sumatran pitviper, TNBBS merupakan habitat alami dari harimau, badak dan gajah Sumatera.
Ular ini biasanya dikenal dengan nama Green Tree Phyton , atau Chondro. Merupakan ular yang unik karena melalui fase perubahan warna dalam kehidupannya. Ketika kecil berwarna merah, orange ataupun kuning. Kala remaja ketika mulai berubah warna akan memiliki perpaduan dari warna dasar ke warna hijau. Dan ketika dewasa normalnya berubah menjadi warna hijau. Memiliki strip maupun spot bermacam-macam dengan variasi warna mulai dari hijau, putih sampai agak kekuningan. Diketahui pula dia bisa mempunyai perubahan warna menjadi biru ketika dewasa. Habitat daerah asal ditemukannyalah yang membuat dia saling berbeda motif. Daerah tersebut diantaranya Jayapura, Lereh, Siklop, Karubaga, Enarotali, Mapenduma, Sarmi, Demta, Biak, Yapen, Nabire, Wamena, Merauke, Oksibil, Aru, Misool dan Kafiau. Hidup di hutan hujan. Berkembang biak dengan bertelur. Aktif di malam hari.
2. Elephant Trunk Snake
Umumnya dikenal sebagai Ular Batang Gajah. Ular jenis ini paling mudah ditemukan di seluruh Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Australia bagian utara, dan Papuanugini. Hidup di daerah perairan dan ikan menjadi santapannya. Berburu ikan dilakukan pada malam hari. Sisiknya membantu mempertahankan ikan yang licin saat diangkatnya.
3. Maticora Intestinalis
Ular cabe atau Maticora intestinalis memiliki ciri ciri punggung berwarna hitam, di sepanjang badan ular ini terdapat garus menyerupai pita berwarna kuning atau jingga dan bercabang dua di kepala, perutnya berwarna belang putih dan hitam, ekor berwarna merah dan panjang maksimumnya hanya 50 cm. Ular cabe memiliki tipe taring proteroglypha yaitu taringnya terletak pada bagian depan rahang atas. Taring ini permanen dan relatif pendek. Tapi biarpun kecil, ular ini memiliki bisa tipe neurotoxin yang sangat kuat, yang bisa merusak sel sel saraf pernapasan sehingga korban yang tergigit ular ini tidak bisa menghirup oksigen untuk metabolisme sel. Efek yang diakibatkan gigitan ular ini adalah pusing, muntah, perasaan tidak enak, luka bengkak dalam waktu 1 hingga 2 jam, korban merasa sangat mengantuk, kesadaran menurun, nafas tersengal sengal, anggota badan sulit digerakkan, mengalami kesulitan menelan atau minum, bicara kurang jelas, pupil mata membesar dan kelopak mata tertutup. Beberapa kasus fatal yang tercatat akibat gigitan ular ini adalah orang dewasa yang langsung mendapat perawatan medis setelah tergigit ular ini dirawat selama 5 hari, juga seorang anak kecil yang tergigit saat bermain di kolam bola.
4.Trimeresurus sumatranus
Trimeresurus sumatranus atau Sumatran pitviper merupakan ular derik berbisa ini mempunyai corak yang tidak biasa: berdasar dominan abu-abu dengan bintik kuning kehijauan juga mempunyai ekor berwarna kemerahan. Ular jenis ini sudah jarang ditemukan. Biasanya ular ini hibernasi (tidur) di cabang pepohonan. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan habitat yang cocok untuk Sumatran pitviper karena temperaturnya yang lembab dan beragam satwa mangsa. Selain Sumatran pitviper, TNBBS merupakan habitat alami dari harimau, badak dan gajah Sumatera.
5. Tropidolaemus Subannulatus
Atau lebih dikenal dengan sebutan ular wagler. Ular yang memiliki warna hijau sampai hijau tua , dan terdapat corak cincin berwarna hijau pada ular ini. Keunikan ular ini adalah apabila ia terganggu akan membentuk hurup 'S'. Penyebarannya meliputi Sumatra , Kalimantan , dan Sulawesi. Berbisa hemotoxin.
6. Laticauda colubrina
Atau biasa dikenal dengan nama Ular Laut. berwarna belang putih hitam dan ada pantulan warna biru - ungu jika terkena pantulan sinar matahari.
Laticauda colubrina merupakan ular laut yang bersifat ampibi. bertaring proteroglypha atau taring berada di depan, berkepala bulat telur panjang maksimal hingga 2 meter. Ular jenis ini masih mampu bergerak di daratan dengan ciri sisik bawah tubuhnya masih ada. Sedangkan ular laut jenis lain tidak memiliki sisik bagian bawah karena murni hidup di air. Semua jenis ular laut memiliki racun/bisa kuat yang menyerang syaraf manusia seketika. jenis racun yang dimiliki adalah jenis neurotoxcin atau racun yang menyerang syaraf. Gigitan ular laut hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 menit saja untuk membunuh manusia.
ular berbisa wah ngeri